Friday, January 19, 2007

Kunonton Film "luther king"

Analisis Film “Luther”
Tanggal 14 Setember 2006 Pukul, 12:19 Dini hari
Di Kostku Jl. ….Pejeruk Kebon Bawak

Martin Luther King adalah seorang ahli teologi asal jerman. Berawal dari kegelisahan teologis –dalam film itu diterjemahkan dengan kata “depresi- yang luther alami pada usia sangat muda, yang kemudian menuntun cita-cita menjadi seorang biarawan. Ia meninggalkan Jerman menuju Roma tanpa sepengetahuan ayahnya. Ia mulai masuk gereja katedral disana. Iapun diterima pihak gereja dengan senang hati. Pada segmen cerita, luther berjalan-jalan ditengah keramaian kota Roma, disitulah ia menemukan banyak sekali ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi. Kota roma digambarkan penuh dengan wajah masyarakat yang hedonis. Di seantero pasar mislnya kita dapat menyaksikan para peneta yang melepas “kependetaannya” dengan menikmati para pekerja seksual. Terdapat juga pendeta yang menjual “ide-ide” pesan-pesan ilahiyah untuk mencari uang. Disana ia tidak cukup antusias melihat ketimpangan-ketimpangan itu. Ia murung dan mulai berfikir “negatif” tentang Roma dan greja yang semula ia agung-agungkan. Ia memandang dengan jelas betapa gereja sekaligus pendetanya telah menjelmakan kristen menjadi agama yang salah kaprah, “murtad” dari ajran bible.

Karena tidak tahan melihat ketimpangan-eimpangan sosial Roma yang disebabkan gereja dan pendeta, Luther- yang bernama lengkap dalam film Murder Martin Luther-memutuskan untuk kembali ke orang tuanya di jerman. Ia kembali menjalani hidup seperti baisanya. Tergambar misalnya luther membantu ayahnya mengepel lantai hingga mengkilap. Menemani ayahnya membudidayakan tawon “madu”.

Tiba-tiba pada suatu hari, luther diberitahu ayahnya bahwa ia telah di serahkan untuk belajar teologi di universitas Lepsigh. “sudahah kau baca perjanjian baru luther?” demikian pertanyaan sang ayah. Luther diam dan ayahnya melanjutkan “kamu bisa baca itu di lepsigh, kamu akan belajar teologi disana” tambah sanga ayah.

Akhirnya luther belajar di universitas lepzigh. Suasana jerman sangat jauh beda dengan yang ia saksikan di Roma. Di sekolah pendeta itu, para penghuninya banyak yang justru sangat gemar mlakukan gerakan-gerakan sosial dengan di semangati injil. Tergambar misalnya sorang teman baru luther yang bermaksud membeli kayu bakar di salah seorang perempuan bernama hana karena ia kasian melihat aak hana yang jika kayu itu tidak dibelinya, sia anak tidak akan dapat makan untuk hari itu.

Luar biasa. Itylah tanggapan luther dengan jerman pertama kali. Luther sosok yang cerdas dan pandai berdebat. Di gambarkan dalam pertemuan di dalam kelas dengan dosen teologinya, ia mempertanyakan dimana posisi otoritas kristen yunani dalam mata kuliah yang ia pelajari. Sang dosen menjawab asal bahwa Kristen Yunani tidak lagi punya otoritas, yang ada hanyalah kristen Roma. Kristen Yunani tambah dosen tidak terpilih menjadi rasul pengganti dari paus paulus. Oleh karenannya yunani adalah kristen yang Murtad.

Luther sosok mahasiswa yang ulet, serius dan cerdas. Karena prestasinya yang sangat prestisius dalam jangka waktu yang pendek ia telah menyelesaikan studi awalnya yang menjadikan dirinya bergelah profesor. Ia dipercaya pihak universitas untuk mengisi ceramah tentang teologi pembebasan kepada masyarakat jerman.

Pada saatnya, sebuah fenomena yang luar biasa terjadi di jerman. Melalui pgereja perwakilan Katedral Roma, sebuah gereja bernama .......dengan pendetanya .......mengeluarkan sebuah kebijakan yang sangat ambivalen. Yakni dikeluarkannya surat penebusan dosa yang dikeluarkan katedral roma. Surat penebusan dosa itu dijual ditengah masyarakat dengan harga koin. Siapa-siapa yang membeli SPD itu maka ia dijamin oleh para pendeta masuk syurga. Walhasil, rakyat berduyun-duyun membeli SPD itu. Hasil penjualan diberikan ke Katedral Roma dengan bagi hasil bersama gereja perwakilan di Jerman.

Jelas menurut Luther, hal ini diluar kwajaran peran agama. Agama kristen yang intinya “kasih” ternyata menindas, ia ingin kristen menjadi spirit melakukan kbenaran dan kebaikan di ranah sosial. Luther melihat, gereja dan kristen telah melenceng dari peran itu. Oleh karenanya harus dibalikkan.

Pertama-tama luther berkirim surat ke ihak gereja perwakilan di jerman. Ia bertanya kepada pendeta disana, mengapa harus ada SPD itu? Dimana wajah “kasih” kristemn ditengah kesulitan ekonomi yang menghimpit saat itu? Dimana wajah “tuhan” yang maha adil, dan maha benar di di Agama ini?

Mendapat surat demikian dari luther sang pendeta tak mau tahu. Penjualan SPD terus dilakukan dan semakin hari semakin laris. Akhirnya Luther tidak hanya mengirim surat seperti itu, tapi juga melakukan propaganda dengan famplet dan selebaran penyadaran masyarakat.

Ia menulis banyak artikel dan buku yang ditempel-tempel dan di cetak. Karena ulasan-ulasan yang kritis dan tranformatif itu, luther akhirnya kena masalah. Pertama-tama ia dipanggil gereja jerman untuk menjelaskan maksudnya. Kedua kali ia dilaporkan gerekj jerman ke Paus di Roma. Akhirnya Luther di panggil paus di Roma. Namun karena dukungan pemimpin univ. Lepsigh, lutehr tidak berhasil dipanggil. Syukur sekali, lutehr masih bisa melkaukan propaganda di tengah masyarakat.

Sedikit-demi sedikit masyarakat mulai meninggalkan ajakan gereja untuk membeli surat PD itu. Bahkan akhirnaya masyarakat tidak ada ang mau beli. Karena kejadian ini, praksis Luter mendapat masalah besar. Pendeta-pendeta german dimaklumatkan gereja (paus) di Romauntuk msegera menyerahkan Luther, namun lagi lagi tidak bisa karena Luther sudah kadung di sennagi rakyat. Dan akhirnya luther di adili

No comments: