Friday, January 19, 2007

Menulis dengan gaya Aku

Sudah lama aku mendengar teori ini dari teman, kakak sekaligus guruku ucup (Yusuf Thantowi). Menulis dengan gaya ini konon sangat mengasyikkan. Diciptakan penulis produktif bernama Herowo. Menulis gaya ini juga disebut menulis dengan gaya personal, atau kalau dalam bahasa indonesia anak SMU dikenal dengan menulis dengan gaya sudut pandang pertama “saya, Aku”

Gampang-gampangan, menulis gaya aku lebih pas kita sebut “saya” menjadi subyek sekaligus obyek. Sehingga proses penulisan tak beda dengan menulis sebuah diary.
Aku menulis paragraf ini juga dengan menulis gaya aku itu. Apa sih kelebihan menulis dengan gaya aku?. Dalam diskusi yang berlangsung Kak Ucup mempresentasikan kepada kami diantaranya. Pertama : bisa menulis dengan leluasa, bebas dan lugas, tidak terikat dengan aturan-aturan penulisan seperti gramar dan lain-lain. Kedua : bisa menulis dengan cair dan mengasyikkan. Keempat: terasa tidak ada beban. Kelima: mengatasi hambatan-hambatan dalam menulis seperti kehabisan ide atau kata-kata.

Menulis gaya aku bisa mengatasi kesulitan-kesulitan menulis. Hernowo juga menulis semua bukunya dengan gaya seperti ini. maka tak heran memabaca buku hernowo laiknya membaca diary pribadinya. Sangat mengasyikkan.
Bagaimana caranya? Pertama-tama kita tempatkan diri kita sebagai subyek sekaligus obyek. Dalam bahasanya kita menggunakan “saya”. Seakan sesuatu yang akan kita tulis betul-betul kita alami sendiri. Sehingga, apa yang kita sampaikan sungguh mengena. Logis, karena sesuatu hal yang kita alami juga kadang dialami orang lain. Kemudian kita coba deskripsikan perasaan kita sendiri ketika mengalami hal itu. Maka tulisan itu akan terus mengalir deras, meminjam kata kak ucup “jika mau dihentikanpun tidak bisa” jangan heran jika sudah terbiasa menulis dengan gaya aku. Kita kaget karena tiba-tiba tulisan kita-yang semula mentok hanya beberapa paragraf-menjadi beribu-ribu paragraf.

Kosku yang semrawut, lampunya mati.
Tanggal 17 Oktober/Ramadhan 2006

No comments: