Friday, January 19, 2007

Nonton Kick Andy: Adik Pram Dan Aidit

Terlambat beberapa menit aku memencet tombol satu, chanel metro TV. Disitu ada acara sangat menarik perhatian saya, Kick Andy. Acara ini dipandu oleh orang yang cerdas banget, pertanyaan-pertanyaannya memikat dan memukau. Tapi saya tidak tahu namanya, kemungkinan namanya Andy, karena seperti Dorce Show atau ...........tata rambut. Dengan nama itu, orangnya juga disitu biasanya menjadi Host acara.
Tema Kick Andy yang saya tonton saya tidak paham persis sih, tapi kelihatannya karena yang hadir aktivis-aktivis mahasiswa yang hidup pada masa orde lama, maka saya prediksi temanya “mahasiswa-mahasiswa Orla” itu juga saya lihat setiap kali nama-nama narasumber di layar bagian bawah.

Yang hadir disitu selain “andy” tadi yang membawa acara, ada sekitar enam tokoh-tokoh mahasiswa ORLA. Karena saya terlambat menyimak yang dapat saya catat hanya dua nama. Pertama : Kusala subagyo toer dan kedua : Sabron Aidit. Aku tidak banyak kenal dengan dua nama ini, namun yang menjadikanku tertarik adalah embel-embel nama keduanya yang masing-masing mengingatkan saya pada dua tokoh komunis DN. Aidit dan Alm. Pramoedya Ananta Toer.

DN Aidit saya kenal dalam sejarah sebagai tokoh entolan PKI dalam sejarah politik Indonesia. Kemudian Ananta Toer, saya kenal dengan kisah-kisah beliau yang sangat rajin menulis dan menjadikannya alat perjuangan. Melekat juga disitu nama pulau buru tempatnya dibuang. Ada bukunya yang saya koleksi berjudul Korupsi dengan tokoh bakir.

Kembali ke dua orang toh tadi. Sobron dan Kusala. Dalam obrolan saya dapat mengikat beberapa makna menarik.
Pertama: Sobron Aidit ternyata tinggal di Jerman sejak 1961. ia menjadi mahasiswa yang dikirim pemerntah karena prestasinya. Ia telah menjadi warganegara jerman sekarang, sama seperti habibie. Sejak meletusnya Gerakan 30 September, atau pembantaian PKI, ia ketakutan pulang ke Indonesia. Baru pada tahun 1993 ia mulai berani masuk indonesia, itu saja dengan diam-diam.
Menurut “andy” ia termasuk orang yang misterius, karena jika tidak ada acara ini Sobron bisa jadi tidak pernah kelihatan walau ia mengaku sekali sampai tiga kali dalam setahun tetap berkunjung ke indonesia.

Diacara ini juga saya tahu buku yang ditulis Sobron berjudul “Romantika Orang buangan” tapi sampai sekarang belum diterbitkan. Disitu ia konon bercerita kerinduannya bertemu sang kakak Aidit, Aidit pernah bilang pada adiknya “kamu jangan pulang dulu ke Indonesia, karena tentara sedang mencari-cari kita terutama saya untuk dibunuh”.

Pertemuan itu konon adalah pertemuan terakhirnya dengan sang kakak, yang lalu Aidit menghilang entah kemana. Kematiannyapun masih saya cari tahu.

Kemudian kedua: Kusala Subagyo Toer. Orang ini ternyata adik kandung dari penulis besar yang beberapa bulan lalu meninggalkan kita pramoedya ananta toer atau akran disapa pram. Kusala menulis buku berjudul “ Kampus kabelnaya”. Ia juga merupakan korban dari meletusnya G 30 september.

Sebagaiamana karya-karya pram, buku-bukunya juag dilarang terbit. Kusala saat ini tinggal di Moskow, Rusia. Ia menjadi warganegara disana.

Acara ini mengungkap kegelisahaan orang-orang uangan ini. mereka hengkang dari negeri indonesia karena tidak mendapatkan jaminan keselamatan, jaminan hukum dan keadilan. Orang-orang ini rata-rata pernah dipenjara.
“Andy” bertanya, kenapa anda tidak balik ke indonesia? Ada yang menjawab, tidak bisa karena TAP MPR NO 25 tentag anti komunisme belum terhapus, juga ada yang denagn alasan keamanan dan lain sebagainya.

Diacara itu menarik, ada rekaman gusdur. Gusdur pernah bilang kurang lebih begini”mereka-mereka ini harus diberi hak hidup di indonesia, dan kami harapkan mereka mau kembali. Saya tidak sepakat jika mereka didiskriminasi. Karena persoalan salah benar dalam gerakan itu masih dalam simpangsiur sejarah. Harapan kami mereka mau kembali. Kemudian seelah kembali mereka menjadi orang-orang indonesia normal yang tidak ada diskrimaonasi atau lain sebagainya”.[]

No comments: